Overblog
Editer l'article Suivre ce blog Administration + Créer mon blog

Cerita Misteri #2

par eldo elias 23 Octobre 2019, 16:38

 

  LINGSIR WENGI

(  Kidung Tengah Malam )

 

" Cerita Buah Nangka "

 

Peristiwa pertama di alami Ryan saat dia ada di kelas dua bangku SMP. Saat itu pulang sekolah Ryan dan adik laki2nya yg beda satu tingkat kelas pulang bareng. Jam empat sore mereka pulang menuju rumah dengan berjalan kaki karena memang jaraknya tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Sebenarnya ada jalan umum yang biasa di lewati untuk mencapai rumah tapi ada juga jalan pintas yang lebih cepat lagi untuk pulang ke rumah. Jalan pintas itu harus melewati areal perkebunan milik penduduk setempat. Ryan dan keluarganya tinggal di kompleks perumahan milik tentara yang memang di sekitar kompleks mereka masih banyak kebun2 luas milik penduduk. Ryan dan adiknya memilih untuk melewati jalan pintas karena biasanya memang banyak anak2 sekolah yg rumahnya di kompleks melintasi jalan setapak itu.

 

Saat Ryan dan adik nya berjalan melewati kebunnya pas Kasir salah satu penduduk desa yang memiliki banyak pohon buah2an, tiba2 ada suara berdebum tidak begitu keras jatuh di tanah. " Eh kak tuh ada buah jatuh....ambil yuk ! " kata adik Ryan. Karena naluri keingin tahuan Ryan dan adiknya mereka berdua mencari asal buah jatuh itu. Di kebun itu memang banyak pohon buah2an seperti mangga, nangka dan durian yang kalau masak di pohon akan jatuh dengan sendirinya dan biasanya anak2 sekolah berlomba2 untuk mencarinya.

 

Di kebun pak Kasir ada satu pohon nangka besar yang mungkin usianya sudah sangat tua tapi selalu sarat dengan buah dan anak2 tau pasti ada saja buah nangka tua yg harum dan manis jatuh dari pohonnya. Begitu juga dengan Ryan dan adiknya mereka langsung menuju ke bawah pohon nangka tersebut. Benar saja di bawah akar pohon ada buah nangka yg jatuh tapi yang Ryan lihat buah itu masih berkulit hijau dan belum matang, dia ragu untuk mengambilnya. " Ambil aja kak, di kasih ibu siapa tau bisa di masak untuk sayur " kata adiknya. Benar juga pikir Ryan, paling tidak ibunya bisa mengolah buah nangka muda itu menjadi sayur dari pada dibiarkan tergeletak di tanah begitu. Akhirnya Ryan mengambil buah nangka muda itu dan membawanya pulang.


" Bu, aku dapet nangka muda nih " kata Ryan sambil menunjukan buah itu kepada ibunya. " Pasti kalian pulang lewat kebun pak Kasir lagi ya tadi, ya sudah taruh saja di luar dekat pintu dapur, besok biar Ibu masak untuk sayur gulai " kata Ibunya. Ryan meletakkan buah nangka tersebut di lantai luar dekat pintu masuk dapur dan kemudian melupakannya.

 

Malam itu cuaca tidak begitu bagus, hujan dan banyak petir sehingga mengakibatkan listrik di di kompleks mengalami pemadaman. Tidak banyak yang bisa di lakukan oleh anak2 karena televisi tidak menyala kecuali harus tidur awal. Sebagai anak yang terbesar Ryan berhak mendapatkan kamar tidur kecil untuk dirinya sendiri sementara kedua adiknya tidur di kamar yang sama.

Sudah beberapa jam Ryan tertidur tiba2 dia terjaga karena ada suara petir menyambar. Kamar tidur Ryan memiliki jendela kaca kecil yang menghadap langsung ke arah belakang rumah. Jendela itu memang berkorden untuk penutup tapi entah kenapa malam itu kordennya setengah terbuka. Ryan bisa melihat air hujan yang jatuh dan mengalir di kaca, dia bisa melihat di luar sana gelap berarti listrik masih padam karena biasanya ada cahaya lampu penerangan dari arah pintu dapur belakang. Di tengah keterjagaannya dia mendengar ada sesuatu yang mengetuk2 jendela kacanya, tidak terlalu jelas tapi ketukan itu terus berlanjut berulang-ulang.........

 


Ryan merasakan bulu kuduknya meremang karena suara ketukan itu terdengar semakin lama semakin jelas berasal dari jendela kamarnya dan bukan hanya suara ketukan saja melainkan sekarang terdengar seperti suara orang berbisik memanggil perlahan "Ssssttt...Sssstttt " panggilan itu tanpa sadar memaksa Ryan untuk melihat ke jendela.

Di sinari kilapan petir di luar, Ryan melihat seraut wajah mendekati jendela kacanya, perlahan hingga akhirnya menempel di kaca jendela seakan-akan menjadi satu dengan kacanya. Anehnya wajah itu tak berbadan, tak bertangan dan tak berleher tetapi hanya kepala saja. Wajah itu ya ampun Ryan tak bisa menggambarkan betapa takutnya dia memandang, wujud kepala tanpa badan itu tak berambut, matanya bulat besar tapi yang terlihat hanya kelopak mata putihnya saja, hidungnya separuh rata dan mulutnya lebar menganga tanpa bibir dengan gigi2 hitam yang bolong2 seolah2 tersenyum kepada Ryan....bukan tersenyum tapi boleh disebut meringis tepat ke arah Ryan.

 

Selama beberapa detik Ryan serasa terhipnotis untuk mengharuskan memandang ke penampakan mahluk  itu dan Ryan merasa kalau dia sedang terkencing di celananya karena ketakutan. Sesaat Ryan sadar dan berlari ke kamar adiknya tanpa  mau melihat lagi ke arah jendela. Dia berbaring disamping adiknya yang tertidur lelap, dia pucat, gemetar dan akhirnya jatuh tertidur. Keesokan pagi Ibunya membangunkan " Lho kamu kok tidur disini sih, ayo bangun sudah siang sebentar lagi masuk sekolah " " Oh iya, buah nangka yang kemarin kamu taruh di belakang pintu dapur kok nggak ada ya, Ibu cari2 kok nggak ketemu, apa musang yang mencurinya ya "........musang ?? Ryan menatap Ibunya tanpa berani berkata apa2. Pagi itu Ryan berbohong kepada Ibunya kalau dia tak enak badan dan tak bisa masuk sekolah. Dan sejak hari itu juga Ryan tak pernah lagi melewati jalan setapak di kebun Pak Kasir yang penuh dengan buah2an itu.

 

bersambung
 

 

Pour être informé des derniers articles, inscrivez vous :
commentaires
U
SHARE WITH A FRIEND!
Répondre

Haut de page